Sunday, November 29, 2009

Simbol Adven


Simbol Adven (mahkota Adven, corona Avvento) Simbol-simbol Adven lahir dari sejarah. Mulanya dicoba oleh kaum Luteran dari Jerman Timur. Mahkota Adven kemungkinan dianggap sebagai pelestarian ritus-ritus tua orang kafir yang membuat perayaan mereka pada bulan yule (desember) dengan lampu-lampu. Pada abad XVI menjadi sombol Adven dalam rumah-rumah orang Kristen. Penggunaannya dengan sangat cepat menyebar baik bagi orang Katolik maupun Protestan. Berturut-turut kebiasaan ini pun berkembang di Amerika.
Mahkota Adven dibuat dari sebuah cincin besar ranting dan daun pakis (digunakan juga ranting dan daun tasso atau pinus, cemara juga ranting dan daun salam). Dan digantung di plafon dengan empat pita merah yang menghiasi tahkta Adven itu sendiri. Bisa juga diletakan di atas sebuah meja. Di sisi pinggir tahkta Adven ditancap 4 lilin dengan jarak yang sama antara satu dengan yang lainnya. Kempat lilin itu memberi arti pada 4 minggu dalam masa Adven. Pada malam hari semua anggota keluarga berkumpul untuk menyalakan lilin pertama dan seterusnya menurut minggu yang berjalan.
Satu tradisi lain memberi juga nama untuk masing-masing lilin:
1. Lilin nubuata;
2. Lilin Betlehem;
3. Lilin Para Gembala dan
4. Lilin para Malaikat.
Penyalaan lilin disertai dengan sebuah lagu dan dengan sebuah seruan kedatangan Tuhan. Diakhiri dengan sebuah lagu kepada Bunda Perawan Maria.

ARTI SIMBOL ADVENT WREATH (LILIN ADVENT)
Asal mula tradisi penyalaan Lilin Advent tidaklah diketahui dengan jelas, namun ada beberapa bukti bahwa rakyat Jerman menggunakan daun-daunan dengan lilin yang dinyalakan selama bulan Desember yang dingin sebagai tanda harapan akan masa depan yang lebih hangat serta banyaknya sinar matahari pada musim semi. Di Scandinavia, saat musim dingin mereka menyalakan lilin-lilin dan menaruhnya disekitar roda, dan memanjatkan doa bagi ”dewa terang” supaya memutar ”roda dunia” kembali kepada matahari untuk mengembalikan kehangatan.
Sejak Abad Pertengahan, orang Kristen memiliki tradisi menggunakan ”Advent Wreath” (Lilin Advent), yaitu rangkaian lima lilin dan tumbuh-tumbuhan hijau yang membentuk sebuah lingkaran, sebagai bagian dari persiapan rohani menyambut Natal karena Kristus adalah ”Terang yang telah datang ke dalam dunia” (Yohanes 3:19-21). Dan sejak tahun 1600, gereja mulai memiliki tradisi formal tentang ”Advent Wreath” (Lilin Advent)
Empat lilin di bagian luar menggambarkan masa empat abad penantian bangsa Israel akan seorang Jurus’lamat, yaitu sejak jaman nabi Mikha hingga kelahiran Kristus. Keempat lilin ini akan dinyalakan sesuai jumlah Minggu Advent, dan juga merupakan simbol akan datangnya Sang Terang yang membawa Harapan, Damai, Kasih dan Sukacita dalam dunia yang gelap
Lilin yang berada di tengah menggambarkan Yesus, Sang Juru selamat. Lilin ini akan dinyalakan pada Kebaktian Malam Natal sebagai lambang bahwa masa penantian telah berakhir karena Sang Juru selamat telah lahir. Sedangkan daun yang membentuk lingkaran menggambarkan Allah, kekekalan-Nya dan kasih anugerah-Nya yang tidak terputus. Daun yang berwarna hijau menggambarkan harapan selama masa penantian tersebut. Bagi umat Kristen, masa ini memiliki dua arti, yaitu perayaan akan kelahiran Kristus pada kedatangan-Nya yang pertama dan masa penantian akan kedatangan-Nya yang kedua sebagai Raja.
Menandai Masa Adven
Liturgi Adven dirancang untuk menolong kita menyadari bahwa kita hidup dalam masa penantian.
Penyalaan Lilin. Empat lilin Adven akan dinyalakan secara progresif dari minggu ke minggu. Tujuannya untuk mengingatkan jemaat akan adanya gerak maju ( progresif ) : makin lama kita makin mendekati kedatangan Sang Terang Dunia. Setiap kali sebuah lilin dinyatakan, satu janji / nubuat Tuhan tentang kedatangan Mesias dibacakan. Puncak penyalaan lilin terjadi pada malam Natal ( 24 Desember ), dimana " lilin Kristus " ( sebuah lilin putih besar ) akan dinyatakan, sebagai tanda lahirnya Kristus, Sang Terang Dunia yang ditunggu - tunggu. Cahaya lilin Kristus lalu dibagikan kepada jemaat, sebagai simbol bahwa dengan hadirnya Sang Terang Dunia, kita pun harus menjadi anak - anak terang yang menerangi dunia yang gelap. Ritus simbolis inilah yang dikenal dengan Candle Light Service.
Warna. Untuk menandai masa Adven selama 4 minggu dekorasi di ruang ibadah memakai warna ungu sebagai simbol warna pengobatan. Pada malam Natal dekorasi berwarna putih sebagai tanda bahwa natal telah tiba. Ada satu hal yang unik sehubungan dengan warna lilin. Pada minggu ketiga Adven, lilin yang dipakai tidak berwarna ungu melainkan merah muda ( pink ). Mengapa ? Karena minggu ketiga Adven dikenal sebagai minggu sukacita ( Gaudete Sunday ). Pada minggu itu orang Kristen diajak untuk bersukacita karena kedatanganNya makin dekat.
Pada Masa Adven, banyak keluarga memasang Lingkaran Adven di rumah mereka. Selain hiasan-hiasannya yang tampak semarak serta membangkitkan semangat, ada banyak sekali lambang yang terkandung di dalamnya, yang belum diketahui banyak orang.
Pertama, karangan tersebut selalu berbentuk lingkaran. Karena lingkaran tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, maka lingkaran melambangkan Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir.
Lingkaran Adven selalu dibuat dari daun-daun evergreen. Dahan-dahan evergreen, sama seperti namanya “ever green” - senantiasa hijau, senantiasa hidup. Evergreen melambangkan Kristus, Yang mati namun hidup kembali untuk selamanya. Evergreen juga melambangkan keabadian jiwa kita. Kristus datang ke dunia untuk memberikan kehidupan yang tanpa akhir bagi kita. Tampak tersembul di antara daun-daun evergreen yang hijau adalah buah-buah beri merah. Buah-buah itu serupa tetesan-tetesan darah, lambang darah yang dicurahkan oleh Kristus demi umat manusia. Buah-buah itu mengingatkan kita bahwa Kristus datang ke dunia untuk wafat bagi kita dan dengan demikian menebus kita. Oleh karena Darah-Nya yang tercurah itu, kita beroleh hidup yang kekal.
Empat batang lilin diletakkan sekeliling Lingkaran Adven, tiga lilin berwarna ungu dan yang lain berwarna merah muda. Lilin-lilin itu melambangkan keempat minggu dalam Masa Adven, yaitu masa persiapan kita menyambut Natal. Setiap hari, dalam bacaan Liturgi Perjanjian Lama dikisahkan tentang penantian bangsa Yahudi akan datangnya Sang Mesias, sementara dalam Perjanjian Baru mulai diperkenalkan tokoh-tokoh yang berperan dalam Kisah Natal. Pada awal Masa Adven, sebatang lilin dinyalakan, kemudian setiap minggu berikutnya lilin lain mulai dinyalakan. Seiring dengan bertambah terangnya Lingkaran Adven setiap minggu dengan bertambah banyaknya lilin yang dinyalakan, kita pun diingatkan bahwa kelahiran Sang Terang Dunia semakin dekat. Semoga jiwa kita juga semakin menyala dalam kasih kepada Bayi Yesus.
Warna-warni keempat lilin juga memiliki makna tersendiri. Lilin ungu sebagai lambang pertobatan. Warna ungu mengingatkan kita bahwa Adven adalah masa di mana kita mempersiapkan jiwa kita untuk menerima Kristus pada Hari Natal. Lilin merah muda dinyalakan pada Hari Minggu Adven III yang disebut Minggu “Gaudete”. “Gaudete” adalah bahasa Latin yang berarti “sukacita”, melambangkan adanya sukacita di tengah masa pertobatan karena sukacita Natal hampir tiba. Warna merah muda dibuat dengan mencampurkan warna ungu dengan putih. Artinya, seolah-olah sukacita yang kita alami pada Hari Natal (yang dilambangkan dengan warna putih) sudah tidak tertahankan lagi dalam masa pertobatan ini (ungu) dan sedikit meledak dalam Masa Adven. Pada Hari Natal, keempat lilin tersebut digantikan dengan lilin-lilin putih - masa persiapan kita telah usai dan kita masuk dalam sukacita yang besar.
Pada kaki setiap lilin, atau pada kaki Lingkaran Adven, ditempatkan sebuah mangkuk berwarna biru. Warna biru mengingatkan kita pada Bunda Maria, Bunda Allah, yang mengandung-Nya di dalam rahimnya serta melahirkan-Nya ke dunia pada hari Natal.
Lingkaran Adven diletakkan di tempat yang menyolok di gereja. Para keluarga memasang Lingkaran Adven yang lebih kecil di rumah mereka. Lingkaran Adven kecil ini mengingatkan mereka akan Lingkaran Adven di Gereja dan dengan demikian mengingatkan hubungan antara mereka dengan Gereja. Lilin dinyalakan pada saat makan bersama. Berdoa bersama sekeliling meja makan mengingatkan mereka akan meja perjamuan Tuhan di mana mereka berkumpul bersama setiap minggu untuk merayakan perjamuan Ekaristi - santapan dari Tuhan bagi jiwa kita.
Jadi kawan, ingatlah akan semua makna yang dilambangkannya, karena Lingkaran Adven hendak mengingatkan kita akan perlunya persiapan jiwa sehingga kita dapat sepenuhnya ambil bagian dalam sukacita besar Kelahiran Kristus, Putera Allah, yang telah memberikan Diri-Nya bagi kita agar kita beroleh hidup yang kekal.


No comments: